This is a story... tentang kebohongan yang terungkap dan menjadi cerita yang terus berulang-ulang di tiap masa. Masing-masing orang menghadapinya dengan cara yang berbeda. Pemakluman ataukah hukuman, keduanya adalah pilihan. 'White lie'-bohong putih, lucu sekali.. bagiku kebohongan tidak berwarna. White or Dark, lie is lie. Sebetulnya aku yakin, karena manusia tidak ada yang sempurna maka mereka pasti pernah berbohong, lie is such a natural thing for human but it becomes bad when transforming into habit and more worse if it hurt the other's feeling.
Tetapi, kebohongan berteman dengan kepercayaan. Sesungguhnya jika tidak ingin dibohongi maka jangan pernah mempercayai, as simple as that. Hampir mirip dengan kisah le petit prince, jika tidak ingin terluka maka jangan mau dijinakkan, jika tidak ingin berpisah maka tidak usah bertemu. Hidup adalah tentang memilih, ingin mencoba untuk merasa atau tidak sama sekali.
Lalu apa yang hilang setelah kebohongan datang? Tak usah ditanya, semuanya lenyap dalam sekejap karena satu kebohongan menjelaskan semua delusi kebenaran. Kepercayaan tidak bernilai, tak harus membelinya dengan uang, namun karena itu pula dia tidak dapat dibayar atau dikembalikan. Relakan kata orang-orang, sungguh tidak semudah itu sebenarnya. Mencapai kata rela dan ikhlas butuh proses yang panjang saat pemakluman tidak berdaya lagi untuk digunakan. Kemudian apa, revenge? only thinking about it already make me happy though BUT is that worth? I meant for that kind of person? Mengucurkan energi dan emosi hanya untuk mereka yang berbohong, sama saja dengan menimbun kesalahan.
It would be better to let it go but I forgive not forget. Hati bukan padang pasir yang ketika angin bertiup, jejak kaki bisa dengan mudahnya menghilang. Terima kasih untuk kebohongan, dengannya aku belajar tentang kepercayaan. Then, the story is end up like this. Applause.