Minggu, 04 Desember 2011

Kisah ini dan itu..

Setelah ngedengerin cerita temen,
ternyata banyak orang ngalamin hal yang sama, punya kisah yang dulunya terbaik tapi kemudian mati-matian pengen dilupain. Sejujurnya gw pikir, apa ngelupain adalah cara  terbaik? seperti yang gw tulis dulu, sepertinya bukan. Yang terpenting itu belajar nerima. Menerima kalo sesuatu itu adalah masa lalu dan bukan jalannya buat tinggal karena... (karena suatu hari mungkin kita akan sadar kalo itu bukan yang terbaik). Gw bukan  sok menggurui, toh ga ada yang gw ajari, gw cuma nulis dan ngajarin diri sendiri, caranya ya ditulis biar ga lupa.
Temen gw (yang cerita itu) laki-laki,
ternyata ga cowok, ga cewek, sama aja. Kalo patah hati ya tetep patah hati, toh dua-duanya kan emang punya hati. Bedanya mungkin di cara, cara melampiaskan patah hati nya. Kalo cewek biasanya cerita a.k.a curhat karena rata-rata curhat bisa buat perasaan jadi lebih ringan, katanya, emang bener juga sih ;p. Tapi lain dengan cowok, biasanya patah hati larinya ke hobi misal nge-game gila-gila an atau kegiatan apapun yang bisa ngalihin pikiran dan sebelnya kalo dapet cerita dari temen cowok soal cinta-cinta an, biasanya udah basi (ini didasarkan pada perhitungan curhat cewek yang biasanya pada saat itu juga), jadinya mau dikasih saran ya gimana toh udah lewat, ga dikasih terus nanggepin apa walau sebenernya rata-rata mereka pada asik-asik aja sih ga dikomentarin (masalahnya mulut gw yang gatel pengen komentar ;p).
Ya, memang gw ngomongin soal cinta
Duh jadi malu, kayaknya bahasa cinta itu tabu banget gitu. Kesannya kalo ngomongin cinta dua sejoli #eaa keingetnya romeo n juliet terus, padahal siapa yang mau ya berakhir tragis kayak begitu. Lebih enak kayak rose n jack nya Titanic, rose nya bisa kawin lagi #hahhaha, 'lah apa lo kate' ---> ini kira-kira yang bakal dibilang si Jack yang gantengnya bukan main, macho nya ga kurang-kurang, sllllrp.. sampe mana tadi, maaf gw lupa diri. Oh iya, tentang yg gw tulis adalah tentang cinta (bingung-bingung deh, ga ada guru bahasa indonesia ini). Jadi, ya, memang si 'itu' yg gw omongin #ini dia, cinta bisa diganti pake kata 'itu'. Intinya buat gw, 'itu' itu ribet, coba pikir aja, si 'itu' kan ga bisa diukur, ga bisa di setting sama siapa atau kapan atau kenapa, padahal banyak orang lain kenapa 'itu' lengketnya harus sama 'Itu' <--- (lihat perbedaan huruf 'i' besar dan kecilnya, anggep aja itu fonem eh morfem, eh apa ajalah, gw ga yakin), cuma ya, kayak kata Pat Kai yg versi silumannya piglet, "cinta..cinta..deritanya tiada akhir", sebenernya buat yang dimabuk cinta, bahagia nya juga tiada akhir sih jadi tergantung dari perspektif mana kita melihat dan teori apa yang digunakan #hadeeh cepe deh. 
Intinya,
ga ada inti,hahahhahaha..gw cuma pengen nulis aja. Only one recipe, if you're sure that he/she is the one that you need to share your story with, just tell. Kayak kata temen gw tadi, "hal yang paling gw takutin ternyata terjadi, bukan karena gw gagal menjaga hubungan yang 'gw anggap' aman tapi karena gw terlalu takut untuk ambil resiko yang 'gw anggap' akan buruk", so just decide..

Vi,

Kamis, 01 Desember 2011

What if

What if...
I tried what I want
I was being honest about something
I was not too afraid to go out from comfort zone
I just true to my self
...at that time
Actually 'what if' could engage in future too, it might be become a question which needs consideration, but for me, 'what if' just like a question from the past. I've ever tasted it and I believe everyone has too, at least once in a life. So lucky for people to have it just one, I'm sorry for myself that I still fall into it day by day 'til I realize it's enough, because trust me, it's ruin your life. It might be not attack your whole life but it still there, the question is still there, and keep asking you although you try hard to let it away.  That's why I said 'what if' is bitter than 'the end' because it usually followed by regret. When something called 'the end', it means already finished and you can go from that, you can step forward no matter how hard it would be but with 'what if' in your head, you just stuck in one place, it's like you pretend that you're okay but deep in your heart you keep asking 'am I okay?'.
To be honest, for me, questioning my self about why I didn't do something made me tiresome and it makes no sense because time pass by and I can not turn back time but adding the word 'it's too late' will make it more worse. Yeah, actually  that is late but it's not too late to not to do it again, then about the past, I think no one can fix all the things in their life, just accept it and learn from it, but if you still keep questioning and still think that 'the past' is your way, follow your heart. If following your heart made you end up like a selfish person then be selfish. But when you find the answer is not for you anymore, admit it, that's 'the end' means now you can step forward and release your pain because you already pay off your charge by trying to find the answer.

Vi