"Life was like a box of chocolates.You never know what you're gonna get". I think about that Gump's quote lately..
Dan hasilnya.. aku tidak yakin cokelat rasa apa saja yang sudah kutelan atau kumuntahkan atau kubuang tanpa membukanya.
Dan kira-kira, sebanyak apa cokelat enak yang telah dimakan orang beruntung hingga membuat dia sadar 'oh ya!!aku bahagia'? Yang lebih mengkhawatirkan adalah berapa banyak kotak cokelat tidak enak yang harus dipilih seseorang agar mereka wajar untuk nelangsa? Namun yang lebih dan lebih menggelisahkanku adalah kotak apa yang tidak kupertahankan padahal memiliki setengah kesempatan untuk menjadi kotak dengan rasa yang benar.
Sesungguhnya aku pernah berkata pada seseorang, "aku tidak merasa sedih untuk sesuatu yang belum kumiliki". Namun percayalah, pikiran adalah sesuatu yang paling mudah untuk bercabang, bahkan tanpa disiram!
Kemudian itu mengingatkanku pada ketidaksempurnaan manusia ditengah kesempurnaannya. Manusia bernapas dengan tanya dan butuh tidak kurang dari seumur hidup untuk mencari jawabannya. Menemukan, menyusun, menghilang, mencari ulang, menemukan lagi..terus seperti itu. Yang cukup keras tekadnya, mendapatkan lebih banyak potongan dibanding yang lemah. Tapi semuanya mendapatkan bentuknya sendiri, selesai atau tidak selesai. Hanya saja yang tidak cukup beruntung akan mengoleksi lubang-lubang yang lebih banyak. Lubang-lubang yang menyisakan pertanyaan favorit "what if?"
Dan bagiku pikiran itu wajar, bukankah manusia terlalu kompleks untuk hanya berdiri di 'saat ini', tanpa menoleh masa lalu atau tanpa memikirkan masa depan?
Sebentar, itu belum semua, ada juga yang mendamba untuk bisa memutar waktu atau punya kehidupan yang berbeda (yang dia percaya sungguh adalah miliknya, andai saja dia...). Wah, makin banyak pekerjaan kita ya..
Dan, semakin dirunut akan mengundang lebih banyak pertanyaan. Mungkin yang hanya bisa kulakukan untuk kegelisahan seperti ini adalah mengelompokkan kotak yang sudah kupunya, yang enak dan yang tidak enak. Menumpuknya tinggi untuk kulihat-lihat dan bersenandung "ah, ini dia lubangnya" kemudian berharap lebih tinggi dari si tumpukan agar diberikan kenyataan untuk berkata "aku menemukan potongan yang tepat untuk mengisinya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar