Judgement atau penghakiman itu lumrah banget dalam hidup. Dari kecil, anak-anak juga udah belajar nge judge, contohnya, "aku ga mau temenan sama dia, dia nakal". See? anak-anak pun udah bisa nge judge sesuatu itu baik atau ga bagi dia. Meski dengan konsep sederhana, mereka sudah melakukan penilaian, karena di dalam kepala mereka sudah ada standar tentang konsep baik dan buruk, atau kalaupun standar itu masih samar-samar, mereka diyakinkan dengan prilaku lingkungan yang sudah terlebih dahulu menilai sesuatu. Jadi jangan heran kalau semakin bertambah usia, manusia semakin pinter nge judge. Gw juga gitu. Rasanya asik aja nge judge orang atau sesuatu yang berada di luar personal kita, kadang malah jadi hal yang otomatis. Sampai pada akhirnya gw tersadar, gimana kalo yang di judge itu gw?.
Ketika terbentur pada titik itu, rasanya gw malu. Am I good enough to judge something?, rasanya ga ada orang yang berhak buat menilai baik atau buruk orang lain, bahkan kalaupun dia sempurna, simple.. karena ga ada orang yang sempurna. Tapi gw jadi bertanya, kalau manusia ga boleh nge judge, artinya kita ga bakal tau mana yang harus kita hindari dan mana yang harus kita ikuti? bagi gw, untuk itu agama ada. Tapi bukan berarti gw bilang orang yang ga satu agama atau bahkan orang atheis itu salah. Kita rasional dengan pikiran kita masing-masing, setiap orang punya hak untuk berpikir, memilih dan melakukan apa yang ingin mereka lakukan, dan pasti punya alasan untuk itu, entah secara sadar atau tidak. Rasional bagi gw, ga berarti rasional bagi orang lain, karena itu manusia unik. Jika kita terlalu seragam, kita bukan manusia dan kita tak lagi unik. Jika kita bisa bekerjasama karena persamaan, kenapa kita tidak bisa menghormati perbedaan, toh persamaan ada karena perbedaan.
Vi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar