Kamis, 05 April 2012

That thing called reason

Di sebuah kisah, seekor rubah kecil berkata "jika kamu tidak mau disakiti, jangan pernah mau dijinakkan", lalu dia dengan sadar dijinakkan, untuk kemudian ditinggalkan. Namun dengan arifnya dia berujar bahwa tak ada penyesalan, karena dia telah merasa betapa bahagianya dibutuhkan dan membutuhkan. Itukah kehendak nurani yang paling alami, dibutuhkan dan membutuhkan...


Putaran sebuah film menayangkan, seorang perampok yang tak sengaja menyandera anak kecil, Casper, anak itu hanya ingin dipanggil casper, hantu kecil yang selalu bahagia walaupun tidak terlihat. Mereka kemudian terjalin dengan sebentuk kasih sayang, bertukar keinginan, bercerita tentang luka masa lalu dan rencana masa depan, sampai semua harus berakhir karena dimatikannya sebuah kemanusiaan, hanya karena label, penyandera dan sandera. Saat itu Casper ingin terlihat, saat itu si perampok ingin memperlihatkan..Rasa bahagia karena dihargai dan menghargai..


Sebuah lagu bercerita tentang separuh perjalanan hidup yang ditempuh, terlalu banyak duka dibanding suka, tanpa tahu tujuannya mencari apa, sampai pada suatu saat bertemu dengan mata yang tak bisa dilupakannya. Tiba-tiba teringat pada ucapan ibunya, dulu, bahwa rumah adalah tempat dimana hatimu berada. Itukah kehendaknya pencarian, mencintai dan dicintai..


Dan,kenapa rubah pada mulanya tidak mau dijinakkan?  kenapa label terus dijadikan patokan? kenapa manusia bertaruh terlalu jauh hanya untuk kembali ke rumah?. Apa mungkin karena ketakutan, takut terhadap kemungkinan masa depan, takut berseberangan dengan pemikiran massal, takut terhadap ketakutan itu sendiri.

Lalu simaklah seorang pengembara berkata, 
“Don't give in to your fears. If you do, you won't be able to talk to your heart.”  

Masih terus belajar..menjadikan ketakutan sebagai proses bukan hasil akhir yang tak terelakkan
Vi,


Inspired by- Le Petit Prince, The Perfect World, Home is where the heart is, The Alchemist

Tidak ada komentar:

Posting Komentar